Aktifitas membaca memiliki segudang manfaat yang telah
banyak diungkap oleh para peneliti dan pegiat literasi melalui berbagai media.
Di antara manfaat membaca khususnya bagi para remaja yang terdiri dari pemuda dan
pemudi ialah dapat mengalihkan serta menyibukkan pikiran mereka kepada pikiran
yang terus segar dan positif. Sudah umum diketahui, bahwa dunia remaja adalah
dunia yang penuh tantangan dan ‘godaan’. Bukan saja karena berbagai hal baru hadir dalam kehidupan mereka yang
seringkali mengundang rasa ingin tahu, tetapi juga karena bekal pengalaman yang
masih minim membuat mereka ingin mencoba berbagai hal tanpa berpikir panjang akan
dampak dan akibatnya.
Tantangan dunia remaja semakin berat dan serius kita hadapi
dan saksikan belakangan ini. Mulai dari tawuran, pergaulan bebas, pesta minuman
keras hingga narkoba sebagian besar menyasar para remaja sebagai korban
sekaligus tersangkanya. Remaja telah menjadi ‘sasaran empuk’ para pengrusak untuk
memperoleh keuntungan dari kepolosan dan keawaman para remaja. Lepasnya kontrol
dari para orang tua atau bahkan ‘rumah yang bermasalah’ kerap menjadi alasan penambah yang mendorong para
remaja untuk melarikan diri kepada hal-hal negatif lainnya.
Selain tindakan represif untuk menanggulangi para remaja
yang bermasalah, tindakan preventif dan persuasif juga harus senantiasa
digiatkan bahkan diutamakan karena, seperti halnya tagline sebuah iklan “lebih baik mencegah
daripada mengobati”. Selain lebih baik, tindakan preventif juga lebih mudah
untuk dilakukan asalkan ada komitmen dan keinginan kuat dari pihak keluarga,
sekolah dan lingkungan untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam pergaulan
dan aktivitas para remaja.
Tindakan preventif yang dapat dilakukan oleh keluarga
maupun segenap elemen masyarakat untuk membangun lingkungan yang positif diantaranya
ialah dengan menggiatkan program-program literasi, dimulai dengan membangun
minat baca masyarakat, khususnya para remaja. Hal ini tidak mudah untuk
dilakukan tetapi apabila berhasil, manfaat yang akan diperoleh sangat besar dan
berkepanjangan. Ini karena kegiatan membaca akan mempengaruhi alam pikir seseorang
dan bahkan menyedot sebagian besar
fokus dan konsentrasi mereka. Oleh karena itu di samping menggiatkan
program yang memancing minat baca, perlu diperhatikan pula buku-buku apa yang
sebaiknya mereka baca. Tentu bukan tugas yang ringan, tetapi akan jauh lebih
berat apabila para remaja terlanjur jatuh ke dalam ‘dunia kelam’.
Jalan masuk para remaja kepada hal-hal negatif disebabkan
oleh banyak hal. Salah satunya ialah waktu luang yang tidak diisi dan
dimanfaatkan dengan kegiatan yang memacu semangat dan daya kreativitas mereka. Kekosongan waktu
atau kebosanan, membuat para remaja lebih memilih untuk mencoba hal-hal baru
atau melakukan sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian mereka dalam waktu
cepat. Bermain games di gadget (gawai) contohnya, permainan seringkali
menjadi pilihan para remaja dalam mengisi kekosongan waktu karena games dengan
cepat dapat mengalihkan perhatian bahkan membuat mereka ‘lupa’ waktu. Kecepatan
sesuatu dalam mengalihkan perhatian para
remaja dan menghanyutkan mereka ke dalam keseruan atau kenikmatan
akan menjadi pilihan mereka untuk menghilangkan kejenuhan.
Karena itu, untuk bisa mengajak atau memastikan mereka
melakukan hal positif sebagai pilihan mengisi waktu luang mereka adalah dengan
membuat aktivitas itu menjadi menarik, bahkan sejak mereka memikirkannya. Hal
ini lah yang bisa diusahakan dari program literasi, yang tentunya hanya bisa
dilakukan apabila ada kerja keras dan komitmen dari pihak-pihak yang resah
terhadap permasalahan remaja saat ini. Sehingga mau berusaha menciptakan
lingkungan yang mendukung tindakan-tindakan preventif dalam menghadapi berbagai
persoalan para remaja.
Usaha ini bisa dimulai dengan mengumpulkan bahan bacaan
fiksi, seperti novel, cerpen, atau pun komik yang memuat cerita tidak hanya
seru tetapi juga mengandung pelajaran. Tantangan dalam menumbuhkan minat baca
biasanya datang dari sifat bacaan yang tidak secara instan memberikan
kenikmatan atau kesenangan, melainkan melalui proses dan waktu. Prosesnya ialah
dalam memulai, mencerna dan menanti konflik yang terjadi di setiap cerita.
Namun, tantangan ini sekaligus terapi bagi kaum muda agar terbiasa berusaha dan
bersabar jika ingin mendapatkan sesuatu.
Membiasakan para remaja untuk membaca berati memberikan
mereka latihan untuk fokus, berfikir dan bersabar. Kesabaran ini yang sulit
mereka dapatkan dalam games dan gadget yang jika melebihi kadar
normal, dapat menghasilkan jiwa yang malas, tidak sabar dan membenci proses.
Sehingga mereka akan terbiasa mencari hal-hal yang mudah tanpa berfikir tentang
konsekuensinya.
Upaya agar para remaja memiliki keinginan untuk banyak membaca
inilah yang harus diusahakan semaksimal mungkin melalui berbagai media dan
cara. Sebab, apabila upaya peningkatan minat baca ini telah berhasil, para
remaja akan dengan sendirinya mencari bahan bacaan untuk mengisi kekosongan
waktu. Perpustakaan adalah tempat yang akan mereka datangi tanpa harus dipaksa
dan dicerahami. Sehingga yang diharapkan ialah apabila mereka bertemu teman dan
lingkungan yang mengajak mereka melakukan hal yang buruk, mereka akan lebih
memilih berteman dengan buku-buku yang sedang mereka tunggu akhir ceritanya.
Komentar
Posting Komentar